Peran Perguruan Tinggi memajukan Desa Binaan di Indonesia

2017-01-18 | Dibaca 1 kali

Perguruan Tinggi memiliki peran dalam memberikan pengetahuan dan pendidikan bagi masyarakat desa. Para akademisi berperan mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) hingga pemanfaatan teknologi untuk membangun desa.

Demikianyang disampaikan oleh Suprayoga Hadi, Direktur Jendral Pengembangan DaerahTertentu, Kementerian Desa Pembangunan Tertinggal. Menurut beliau, pembangunan desa harus dilakukan dengan memberdayakan
potensi lokal masing-masing daerah. Banyak sekali potensi alam di desa
yang belum dimanfaatkan. Masih banyak desa-desa yang mengalami krisis listrik.
Semestinya, tenaga listrik bisa diperoleh dengan memanfaatkan tenaga surya atau memanfaatkan sungai besar atau lainnya. Disinilah peran akademisi untuk mengembangkan potensi alam yang ada untuk kehidupan masyarakat. Desa tertinggal membutuhkan teknologi yang dapat membantu aktifitasnya sehari-hari. Teknologi tersebut haruslah yang mudah digunakan, familiar dan masyarakat mampu melakukan perawatan. Jangan sampai memberikan teknologi yang canggih untuk desa tertinggal sementara masyrakatnya tidak bisa mengoperasikannya. Bila ada kerusakan pada perangkat tersebut, tidak ada SDM yang mampu membetulkan sehingga akan rusak begitu saja. Pengalaman dari Kemendes memberikan perangkat canggih pada komunitas masyarakat desa, alat itu hanya berfungsi selama dua tahun setelah itu rusak dan tidak dapat digunakan karena tidak ada yang bisa membetulkan. Jadi, menurutnya, desa perlu teknologi yang
simple, ramah lingkungan dan friendly atau sederhananya Teknologi Tepat Guna TTG. Suprayoga menambahkan, bahwa banyak desa binaan melibatkan mahasiswa dalam mengembangkan desa. Contohnya sudah diterapkan oleh mahasiswa IPB Bogor dengan mengembangkan desa binaan di Cikarawang. Contoh lainnya, mahasiswa UGM dengan desa binaan di Gunung Kidul Kulonprogo untuk mengembangkan peternakan dan pertanian. Mereka juga
ke desa terpencil di derah perbatasan untuk membuat tugas skripsi dan tulisan populer tentang desa itu. Dengan tugas ini, Kemendes sangat terbantu. Mahasiswa politelnik sebagai pendidikan vokasi
tentunya lebih mampu membuat peralatan TTG untuk mayarakat desa.
Direktur PNJ , Abdillah, SE.M.Si, menegaskan siap bekerjasama lebih lanjut dengan Pemerintah , khususnya dengan Kemendes untuk mengembangkan desa binaan. Hal itu sejalan dengan penelitian
bagi pengabdian masyarakat untuk Pembangunan berkelanjutan.
Menurutnya, khususnya Dosen dan mahasiswa PNJ akan berkolaborasi ikut serta dalam pencapai visi kemenristek dikti dalam berdaya saing global melalui Pengabdian masyarakat di desa binaan setiap tahun. Ke depan kerjasama dengan Kemendes agar lebih aplikatif dan bisa menempatkan dosen dan mahasiswa di daerah tertinggal. Menurut beliau, sedikitnya sudah ada 43 politenik yang siap bekerjasama untuk mengembangkan desa binaan termasuk di kawasan Indonesia Timur. Sementara ini, Politeknik Negeri Jakarta telah mengembangkan desa binaan di kawasan Pamijahan dan Desa Cilember dengan beragam kegiatan termasuk desa wisata. (Idayu)

Berita Politeknik


Galeri Kegiatan